BREAKING NEWS

Rabu, 23 September 2015

Melihat Kerajinan Bambu yang Menembus Pasar Luar Negeri


*Satu Set Kerajinan Untung Rp 100 Ribu



BANYAK DIMINATI: Kerajinan anyaman bambu warga Desa Taman Sari dan Gunungsari yang tembus hingga ke luar negeri./Foto : Lombokpost.net

Kerajinan anyaman bambu Lobar tidak hanya diburu pasar lokal dan nasional. Hasil olahan tangan kreatif ini juga tembus pasar luar negeri.

***

SIAPA yang menyangka hasil kerajinan anyaman bambu masyarakat Lombok Barat (Lobar) bisa dipasarkan hingga ke luar negeri. Kerajinan bernilai seni tinggi itu bahkan sampai di pasar Amerika Serikat. Harus diakui, kerajinan anyaman bambu, khususnya dari Desa Gunungsari dan Taman Sari ini, banyak diminati. 

Tidak hanya dari luar daerah, pembeli dari Amerika, Australia, dan Jepang juga tertarik dengan kerajinan tangan itu.

Samiun, perajin anyaman bambu dari Taman Sari menuturkan, produk hasil kerajinannya diminati para pembeli dari berbagai daerah seperti, Sumbawa, Bima, dan Bali. Sejumlah pembeli dari Amerika dan Australia juga menjadi langganan utamanya.

”Jenis kerajinan yang diminati dari luar negeri seperti meja, kursi,” akunya.

Jika ada pesanan dari luar negeri, Samiun harus mempersiapkan segala kebutuhan dari awal. Untuk merubah bambu menjadi satu set kursi dan mejanya, dirinya menghabiskan waktu pengerjaan selama tujuh hari.

”Kami pasang harga sesuai dengan model pesanan yang diinginkan pembeli,” jelasnya.

Biasanya, ia menjual satu set perlengkapan ruang tamu Rp 400 ribu hingga Rp 450 ribu. Setiap penjualan, dirinya hanya menarik keuntungan Rp 100 ribu.

”Permintaan pembeli dari luar negeri tidak hanya kursi dan meja, tapi kami mendapat pesanan tirai, hiasan lampu, dan lainnya,” bebernya.

Guna memasarkan anyaman bambu, para perajin harus menjual dulu ke Bali. Setelah mampir di Bali, kerajinan mereka baru bisa tembus ke luar negeri. Dia mengaku belum memiliki jaringan untuk memasarkan hasil karyanya langsung ke luar negeri. 

”Ada juga bule yang datang beli langsung ke sini, tapi tidak banyak,” cerita pria yang sudah puluhan tahun mendulang rupiah dari anyaman bambu ini.

Untuk mempertahankan usahanya, Samiun mengandalkan keterampilan yang dimilikinya sejak kecil. Dulunya, dia bekerja numpang pada pengusaha anyaman bambu lainnya. Setelah memiliki modal sendiri, ia memutuskan untuk membuka usaha sendiri. Modal awalnya saat itu hanya Rp 1 juta. 


”Pakai modal sendiri, bantuan pemerintah masih belum turun. Padahal potensinya besar, jadi kami butuh lebih banyak lagi,” harapnya.(*/Wahidi Akbar Sirinawa/Giri Menang)

1 komentar :

  1. Kami mempunyai berbagai jenis kerajinan bambu dan mampu menrima pesanan dengan desain pemesan..
    Brminat hub.081329752714

    BalasHapus

 
Copyright © 2014 Info NTB Share on Blogger Template Free Download .